SATU MUSIM TANPA KEKALAHAN “ THE INVINCIBLE ARSENAL”

SATU MUSIM TANPA KEKALAHAN “ THE INVINCIBLE ARSENAL”

Satu musim fantastis terjadi di Liga Inggris pada musim kompetisi 2003-2004

Musim yang digelar pada (01/07/2003) nampaknya akan selalu menjadi musim yang sangat di ingat oleh seluruh penggemar The Gunners, hasil dari kerja keras dan kekompakan seluruh tim, ditambah kehebatan Arsene wenger dalam hal meracik stategi menjadikan Arsenal yang kala itu masih bermarkas di “The home of football” julukan dari Stadion Highbury membuahkan hasil yang teramat sangat manis,

Satu musim kompetisi tak sekalipun tersentuh kekalahan nampaknya hal yang cukup mustahil di capai oleh tim Sepakbola era modern seperti sekarang ini. Liverpool hampir mendekati rekor ini, namun The Reds tersungkur di tangan Watford dengan skor telak 3-0

Rekor The Reds harus putus di angka 26 kemenangan dan sekali seri, pasukan Jurgen Klop harus ikhlas menerima kenyataan bahwa mereka gagal menyamai  Arsenal sebagai tim yang meraih trofi emas  “ Invincible ” Dikutip dari bola.net

Sampai saat ini, torehan “The Invicibles” Arsenal masih jadi satu catatan istimewa yang sulit disamai tim mana pun. Chelsea 2004/05, Man City 2017/18, bahkan Liverpool 2019/20 tidak bisa menyamai rekor tersebut.

Karena itulah Arsene Wenger tidak bisa disepelekan. Dia masih merupakan salah satu pelatih paling sukses dalam sejarah Premier League, meski beberapa tahun terakhirnya di Emirates Stadium tidak berjalan baik.

Sumber: Goal

Sang professor Arsene wenger. tidak bekerja sendirian, ada sosok kunci yang membuat permainan Arsenal pada musim itu tampil sangat ganas. Sosok itu adalah Thierry Henry.

Penyerang berkebangsaan Prancis tersebut banyak di nilai oleh pengamat Sepakbola sebagai salah satu penyerang terbaik yang pernah bermain di era modern Premier league.

Awal karier Henry bersama Arsenal tidak se enak yang di bayangkan, di delapan pertandingan pertama nya ia gagal mencatatkan gol, penggemar Arsenal mulai ragu dengan penyerang yang lahir pada  17-Agustus-1977 tersebut. Henry yang diboyong Arsenal untuk menggantikan penyerang mereka sebelumya Nicolas Anelka, mendapatkan ekspektasi yang cukup besar dari beberapa penggemar Meriam London.

Setelah melewati awal karir perjalanan di Arsenal dengan hasil yang kurang baik, Henry perlahan lahan mulai menemukan sentuhan nya. Alhasil setelah berusaha keras dan di bimbing oleh pelatih yang genius,  Henry menuai hasil kerja kerasnya. Dikutip dari ligalaga.id Henry mampu menorehkan catatan yang sangat impresif, catatan tersebut antara lain :

Henry mendapat penghargaam PFA Players’ Player of the Year dan FWA Footballer of the Year 2003 dan berada di posisi runner-up pada penghargaan FIFA World Player of the Year 2003.

Henry menjadi top skorer Premier League dan memenangkan European Golden Boot dengan torehan 39 gol di semua kompetisi pada musim 2003/2004 ketika Arsenal menjadi klub pertama yang tidak terkalahkan dalam satu musim di Premier League.

Henry berhasil menjadi topskorer sepanjang masa Arsenal pada 17 Oktober 2005 dengan memecahkan rekor milik Ian Wright dengan 185 gol. Henry juga memecahkan rekor milik Cliff Bastin pada 1 Februari 2006 yang mencetak 151 gol di liga.

Baru baru ini Premier league membuat penghargaan yang bernilai tinggi, penghargaan ini lebih tinggi dari penghargaan manapun di dalam Premier league. Hall of fame, itulah nama penghargaan nya.

Hall of Fame” adalah penghargaan individu tertinggi yang diberikan kepada para pemain dengan talenta dan pencapaian hebat sejak Premier League didirikan pada 1992. Dikutip dari laman Kompas.com

Agar memenuhi syarat masuk jajaran Premier League Hall of Fame, pemain harus sudah pensiun sejak 1 Agustus 2020. Adapun Premier League mulai memperkenalkan Hall of Fame pada Februari 2021. Pada edisi pertama kali ini atau nantinya disebut Class of 2021.

Henry dan Alan shearer menjadi pilihan pertama pemain yang masuk ke dalam penghargaan ini.

Terlepas dengan penampilan nya yang sangat apik di Premier league bersama Arsenal, Henry tidak bekerja sendirian, salah satu alasan mengapa tim Arsenal kala itu bisa bermain satu musim penuh tanpa tersentuh kekalahan ialah, mereka mempunyai skuat yang lapis satu dan dua tidak jauh berbeda. Berkat kualitas individu pemain yang kurang lebih sama, pelatih dan jajaran nya tidak terlalu kesulitan jika ada pemain inti cidera ataupun kelelahan untuk digantikan dengan pemain yang lain.

Dikutip dari panditfootball.com ini lah sebelas pemain kunci yang menjadikan Arsenal sangat superior dan sulit untuk di kalahkan.

 

 

  • Jens Lehmann (kiper)

Lehmann memperkuat Arsenal setelah dibeli dari Borussia Dortmund dengan harga 2,7 juta paun. Ia berhasil menorehkan 15 nirbobol pada Liga Primer 2003/2004 itu. Selain menjuarai kompetisi musim tersebut, Lehmann juga mempersembahkan gelar Piala FA, FA Community Shield dan mengantarkan Arsenal ke final Liga Champions selama lima musim di sana. Kemudian Lehmann meninggalkan Arsenal ke VfB Stuttgart pada Juni 2008.

 

 

 

  • Lauren Etame Mayer (Full-BackKanan)

Didatangkan dari Real Mallorca denga harga 7,2 juta paun pada bursa transfer musim panas 2000. Dia bisa dimainkan sebagai full-back kanan maupun gelandang bertahan. Selama lima setengah musim di Arsenal, Lauren mempersembahkan dua gelar Liga Primer Inggris, tiga Piala FA dan dua FA Community Shield. Lauren akhirnya meninggalkan Arsenal ke Portsmouth pada Januari 2007 dan posisinya di full-back kanan digantikan Emmanuel Eboue.

 

 

  • Kolo Toure (Bek Tengah)

Bisa dibilang Kolo Toure adalah salah satu penemuan bakat terhebat Arsenal kala itu. Toure ditemukan di kesebelasan asal Pantai Gading bernama ASEC Mimosas dan diboyong dengan harga 150 ribu paun. Kemudian Toure menjadi pemain belakang yang penting bagi Arsenal. Selain bisa melakoni posisi bek tengah, ia juga dapat ditempatkan sebagai full-back kanan maupun gelandang bertahan.

 

  • Sol Campbell (Bek Tengah)

Datang ke Arsenal dengan label penghianat karena ia pindah secara gratis dari rival terbesarnya di London, yaitu Tottenham Hotspur. Apalagi Campbell bisa dibilang merupakan salah satu bek tengah terbaik yang dimiliki Inggris pada waktu itu. Ia pun mempersembahkan dua gelar Liga Primer Inggris dan dua Piala FA selama lima musim memperkuat Arsenal. Kemudian Campbell meninggalkan Arsenal ke Portsmouth pada Juli 2006.

 

  • Ashley Cole (Full-back Kiri)

Sama seperti Campbell, Ashley Cole berpredikat sebagai full-back kiri terbaik yang pernah dimiliki Inggris pada waktu itu. Arsenal semakin bangga memilikinya karena ia merupakan jebolan dari akademi kesebelasan itu sendiri. Bersama Arsenal juga Cole meraih dua gelar Liga Primer Inggris, tiga Piala FA dan dua FA Community Shield. Namun kesetiannya bersama Arsenal harus berakhir pada musim panas 2006 karena bergabung dengan Chelsea.

 

  • Freddie Ljunberg (Sayap Kanan)

Selalu tampil nyentrik dengan gaya rambutnya, itulah Freddie Ljunberg. Tidak hanya sekadar gaya, Ljunberg menyeimbangkannya dengan permainannya di lapangan. Bakatnya ditemukan di Swedia ketika memperkuat Halmstad sehingga diajak bergabung dengan Arsenal seharga 3 juta paun pada 1998 silam. Kemudian Ljunberg memenangkan dua Liga Primer Inggris, tiga Piala FA dan FA Community Shield bersama Arsenal. Ia harus berpisah dengan Arsenal pada Juli 2007 karena pindah ke West Ham United.

 

 

 

  • Patrick Vieira (Gelandang)

Patrick Vieira merupakan kapten skuat Invincibles. Kegagalannya bersama AC Milan menjadi keberuntungan bagi Arsenal yang menampungnya dengan harga 3,5 juta paun pada 10 Agustus 1996. Vieira justru menjadi gelandang tidak tergantikan di Arsenal dan mempersembahkan tiga gelar Liga Primer Inggris, tiga gelar Piala FA dan tiga kali juga menjuarai FA Community Shield. Tapi Vieira harus berpisah dengan Arsenal untuk kembali ke Liga Italia dan memperkuat Juventus.

 

 

 

  • Gilberto Silva (Gelandang)

Mungkin Gilberto Silva bukanlah pemain yang banyak disorot dalam skuat Invincibles, tapi perannya krusial untuk menyeimbangkan lini tengah dengan Vieira. Silva didatangkan dari Atletico Mineiro dengan harga 6,3 juta paun pada bursa tranfer musim panas 2002. Kala itu Silva merupakan pemain yang baru menjuarai Piala Dunia bersama Brasil. Selain menjuarai Liga Primer Inggris 2003/2004, ia juga mempersembahkan dua Piala FA, dua FA Community Shield dan mengantarkan Arsenal ke final Liga Champions 2005/2006.

 

 

 

  • Robert Pires (Sayap Kiri)

Arsenal tidak terlalu merasa kehilangan Marc Overmars yang memutuskan pindah ke Barcelona pada bursa transfer musim panas 2000. Saat itu Robert Pires didatangkan dari Olympique Marseille dengan harga 8,9 juta paun. Pires pun langsung menjadi pemain andalan Arsenal dan mempersembahkan dua gelar Liga Primer Inggris, dua Piala FA dan mengantarkan Arsenal ke final Liga Champions 2005/2006.

 

 

 

 

 

  • Dennis Bergkamp (Penyerang)

Salah satu pemain berbakat dari Belanda berhasil direkrut Arsenal pada Juni 1995 dari Internazionale Milan. Pemain itu adalah Dennis Bergkamp yang dibeli dengan harga 7,5 juta paun. Ia belum pernah berpaling dari Arsenal sampai gantung sepatu pada 2006 silam. Selama 11 tahun itu Bergkamp mempersembahkan tiga gelar Liga Primer Inggris, tiga gelar Piala FA dan tiga FA Community Shield.

 

 

 

Thierry Henry (Penyerang)  

Thierry Henry adalah pemain terbesar dan terhebat yang pernah ada di Arsenal. Padahal ia adalah pemain yang baru mengalami masa buruk di Juventus. Kemudian Henry ditampung Arsenal pada 3 Agustus 199 dengan harga 11 juta paun. Reuninya dengan Wenger yang merupakan mantan pelatihnya di AS Monaco, membuat Henry langsung menjadi mesin gol Arsenal. Total sudah 226 gol dicetak Henry untuk Arsenal dalam berbagai kompetisi.

Gol-golnya itu jugalah yang membantu Arsenal meraih dua gelar Liga Primer Inggris, tiga piala FA dan dua FA Community Shield. Tapi bulan madu Henry bersama Arsenal harus berakhir karena pindah ke Barcelona pada 25 Juni 2007.

 

Ini lah beberapa aktor utama yang menjadi kunci kesuksesan Wenger bersama Meriam London. Namun masa itu sudah menjadi kenangan, sepeninggal sang professor, Arsenal terlihat belum mampu bersaing di papan atas Premier league. Bahkan di musim ini Arsenal finish di posisi yang sangat tragis. Anak asuh Mikel Arteta harus mengakhiri musim di posisi ke 8. Dibawah Leicester dan West Ham bahkan rival sekota mereka Tottenham Hotspurs.

 

 

 

Sumber: Berbagai sumber